Drama Census: Trump Menuntut Sensus Baru Segera, Tegaskan Imigran Ilegal 'Tidak Akan Dihitung'

Washington, D.C. – Menyulut kontroversi, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyerang proses sensus dengan mendesak dilakukannya sensus baru secara mendesak. Tuntutan ini muncul setelah mantan penasihat seniornya, Stephen Miller, menuduh bahwa Partai Demokrat telah memanipulasi sensus sebelumnya.
Dalam pengumuman yang dirilis melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyatakan bahwa imigran ilegal 'tidak akan dihitung' dalam sensus baru tersebut. Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, baik dari pendukung maupun penentangnya.
Latar Belakang Tuntutan Trump
Tuntutan Trump ini didasarkan pada klaim yang dilontarkan oleh Stephen Miller, seorang tokoh kontroversial yang dikenal dengan pandangan ketatnya terhadap imigrasi. Miller menuduh bahwa Partai Demokrat telah menggunakan taktik yang meragukan untuk memengaruhi hasil sensus sebelumnya, dengan memasukkan data yang tidak akurat atau memanipulasi jumlah penduduk.
“Partai Demokrat telah berupaya untuk membesar-besarkan jumlah penduduk di daerah-daerah yang didominasi oleh mereka, dengan tujuan mendapatkan keuntungan politik,” kata Miller dalam sebuah wawancara. “Sensus harus akurat dan mencerminkan jumlah warga negara Amerika yang sebenarnya.”
Dampak Potensial Sensus Baru
Jika Trump berhasil mewujudkan sensus baru, dampaknya bisa sangat signifikan. Sensus digunakan untuk mengalokasikan dana federal ke negara bagian dan kota, serta menentukan jumlah kursi di Kongres yang dialokasikan untuk setiap negara bagian. Dengan mengecualikan imigran ilegal dari sensus, beberapa negara bagian mungkin kehilangan dana federal dan kursi di Kongres.
Selain itu, sensus baru juga dapat memengaruhi peta distrik pemilihan, yang dapat mengubah keseimbangan kekuasaan di Kongres. Partai Republik cenderung diuntungkan dari sensus yang mengecualikan imigran ilegal, karena mereka umumnya lebih kuat di negara bagian dengan populasi imigran yang lebih rendah.
Reaksi dari Berbagai Pihak
Pernyataan Trump ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Partai Demokrat mengecam tuntutan Trump sebagai upaya untuk menindas pemilih minoritas dan merusak demokrasi. Mereka berpendapat bahwa semua penduduk, termasuk imigran, harus dihitung dalam sensus.
“Sensus adalah tentang memastikan bahwa setiap orang di negara ini terwakili secara adil,” kata seorang juru bicara Partai Demokrat. “Mengecualikan imigran ilegal dari sensus adalah tindakan yang tidak adil dan diskriminatif.”
Sementara itu, beberapa ahli hukum dan analis politik mempertanyakan legalitas tuntutan Trump. Mereka berpendapat bahwa Konstitusi AS mewajibkan sensus untuk menghitung 'seluruh penduduk' yang berada di negara tersebut, tanpa memandang status kewarganegaraan mereka.
Masa Depan Sensus di AS
Masa depan sensus di AS masih belum pasti. Tuntutan Trump telah membuka kembali perdebatan tentang akurasi dan keadilan sensus. Dengan polarisasi politik yang semakin meningkat di negara ini, kemungkinan besar perdebatan ini akan terus berlanjut di masa mendatang.
Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa sensus memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan publik dan alokasi sumber daya di Amerika Serikat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk memastikan bahwa sensus dilakukan secara akurat, adil, dan transparan.