AS Kembali Mundur dari UNESCO: Alasan Politik dan Dampak pada Kerjasama Budaya Global
Washington D.C. – Dalam sebuah keputusan yang mengejutkan dunia, Gedung Putih mengumumkan bahwa Amerika Serikat (AS) kembali menarik diri dari UNESCO (Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan). Langkah ini, yang merupakan pengulangan dari keputusan yang diambil pada masa pemerintahan Trump sebelumnya dan kemudian dibatalkan oleh pemerintahan Biden, memicu perdebatan sengit mengenai peran AS dalam organisasi internasional dan dampaknya terhadap kerjasama budaya global.
Menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih, keputusan ini didasarkan pada anggapan bahwa UNESCO telah menjadi lembaga yang “terlalu ideologis” dan “memihak”. Mereka menuduh UNESCO terlibat dalam agenda politik yang bertentangan dengan kepentingan nasional AS, serta kurang efektif dalam menjalankan mandatnya untuk mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan secara netral dan objektif.
Keputusan ini bukan kali pertama AS menarik diri dari UNESCO. Pada tahun 2017, pemerintahan Trump pertama kali mengumumkan penarikan diri, dengan alasan yang serupa. Namun, keputusan tersebut dibatalkan pada tahun 2021 oleh Presiden Joe Biden, yang melihat UNESCO sebagai mitra penting dalam memajukan nilai-nilai universal dan mengatasi tantangan global.
Mengapa AS Kembali Mundur?
Langkah ini dipandang oleh banyak pengamat sebagai bagian dari strategi politik yang lebih luas dari pemerintahan Trump, yang cenderung skeptis terhadap multilateralisme dan organisasi internasional. Selain itu, terdapat kekecewaan atas cara UNESCO menangani isu-isu tertentu, seperti pengakuan situs-situs bersejarah di Tepi Barat yang diperebutkan, yang dianggap AS bias terhadap Palestina.
Dampak Penarikan Diri AS
Penarikan diri AS dari UNESCO diperkirakan akan berdampak signifikan pada organisasi tersebut. AS adalah salah satu donor terbesar UNESCO, dan kehilangan dukungan finansial dari AS dapat melemahkan kemampuan UNESCO untuk melaksanakan program-programnya. Selain itu, penarikan diri AS dapat mengirimkan sinyal negatif kepada negara-negara lain, yang mungkin mempertimbangkan untuk mengikuti jejak AS.
Reaksi Internasional
Keputusan ini telah memicu reaksi beragam dari komunitas internasional. Beberapa negara mengecam keputusan AS sebagai tindakan yang merugikan kerjasama multilateral, sementara yang lain menyatakan pemahaman mereka atas kekhawatiran AS. Sekretaris Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menyatakan kekecewaannya atas keputusan AS dan menekankan pentingnya peran AS dalam mempromosikan nilai-nilai UNESCO.
Masa Depan Kerjasama AS dan UNESCO
Meskipun AS telah menarik diri dari UNESCO, kemungkinan besar akan tetap ada bentuk kerjasama antara kedua belah pihak. AS dapat memilih untuk bekerja sama dengan UNESCO dalam proyek-proyek tertentu, atau dapat mendirikan organisasi sendiri untuk melaksanakan program-program yang serupa dengan UNESCO. Namun, penarikan diri AS dari UNESCO jelas merupakan kemunduran bagi kerjasama multilateral dan akan berdampak pada upaya global untuk memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.